makalah agama : akhlakul karimah dan hubungan nya dengan iman dan ihsan
Di Susun Oleh :
Nama :
Deniansyah
Nim :
2013021004
Prodi :
S1 Sistem Informasi
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rakhmat dan
hidayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah agama ini dengan
judul “Akhlakul Karimah dan hubungan nya dengan iman dan ihsan”.Dalam kesempatan ini,
penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian makalah ini jauh dari harapan
dan kesempurnaan. Akhirnya,
sesuai pepatah, “Tiada gading yang tak retak”. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak. Penulis juga mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada dalam penyelesaian makalah yang telah di buat ini.
dharmasraya,
desember 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Akhlak merupakan suatu keadaan
yang melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru dapat disebut akhlak kalau
terpenuhi beberapa syarat, antara lain :
1.
Perbuatan tersebut dilakukan secara continu
atau berkesinambungan.Kalau perbuatan dilakukan hanya sekali saja maka tidak
disebut sebagai akhlak. Contoh, pada orang yang jarang berinfaq, tiba-tiba
memberikan uang kepada orang lain dengan alasan tertentu. Dengan tindakan
tersebut tidak dapat disebut murah hati atau berakhlak dermawan, karena hal
tersebut tidak melekat dalam jiwanya.
2.
Perbuatan tersebut timbul secara tiba-tiba, bukan sebab difikirkan atau
direncanakan dahulu. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau detelah
difikirkan secara matang, maka tidak dapat disebut akhlak.
B. Tujuan
Diharapkan
manusia bisa membiasakan perilaku terpuji, supaya dapat mengendalikan diri
untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah SWT, serta dapat mendorong manusia
untuk menunaikan kewajiban
beribadah kepada Allah SWT.
BAB
II
ISI
A.
Sikap Dan Tingkah Laku Akhlaqul Karimah
Akhlak adalah
suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan
atau penelitian. Jika hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji
menurut pertimbangan Akal dan Syar’i, maka disebut akhlak yang baik. Sedangkan
sebaliknya jika yang timbul adalah kemungkaran maka disebut akhlak yang buruk.
Jadi akhlakul
karimah dapat diartikan sebagai akhlak yang baik yang daripadanya terdapat
unsur dan sifat-sifat kebaikan.
Kata
akhlak merupakan bentuk jamak dari kata Al-Khulq yang artinya :
1.
Tabi’at atau budi pekerti
2.Kebiasaan atau adat
3.
Keperwiraan.
Akhlak merupakan suatu keadaan
yang melekat dalam jiwa, maka suatu perbuatan baru dapat disebut akhlak kalau
terpenuhi beberapa syarat, antara lain:
1. Perbuatan tersebut
dilakukan secara kontinyu atau berkesinambungan. Kalau perbuatan hanya
dilakukan sekali saja maka tidak dapat disebut dengan akhlak. Contoh, pada
suatu saat orang yang jarang berinfak tiba-tiba memberikan uang kepada orang
lain dengan alasan tertentu. Dengan tindakan tersebut tidak dapat disebut murah
hati atau berakhlak dermawan, karena hal tersebut tidak melekat dalam jiwanya.
2. Perbuatan
tersebut timbul secara tiba-tiba, bukan sebab dipikirkan atau direncanakan
terlebih dahulu. Jika perbuatan itu timbul karena terpaksa atau setelah
dipikirkan secara
matang, maka tidak dapat disebut akhlak. Akhlak Nabi Muhammad SAW dapat
disebut dengan akhlak Islam. Karena akhlak tersebut bersumber dari Al-Qur’an
dan Al-Qur’an datangnya dari Allah SWT, maka akhlak Islam mempunyai ciri-ciri
tertentu yang berbeda dengan perbuatan yang diatur manusia.
Ciri-ciri
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kebaikan
bersifat mutlak, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam adalah murni
baik untuk individu maupun masyarakat.
2. Kebaikannya bersifat menyeluruh, yaitu
kebaikan yang selalu berlaku secara universal.
3. Tetap,
artinya kebaikannya tidak mengalami perubahan.
4. Kewajiban
yang harus dipenuhi, yaitu kebaikan yang terkandung dalam akhlak Islam
merupakan hukum yang harus dilaksanakan sehingga ada sangsi hukum tertentu bagi
yang tidak melaksanakan.
5. Pengawasan
yang menyeluruh, karena akhlak dari Allah maka pengaruhnya lebih kuat dari akhlak buatan manusia.
Macam-macam
sikap akhlaqul karimah,yaitu :
A.
Tawadhu
Tawadhu
berarti rendah hati. Kata tawadhu lawan kata takabur. Sikap tawadhu disukai
dalam pergaulan sehingga menimbulkan rasa simpatik dan senang. Sikap takabur
tidak disukai dalam pergaulan. Orang yang rendah hati tidak akan menurunkan
martabatnya, justru mengangkat derajat orang tersebut. Orang yang sombong
menginginkan agar dirinya tampak lebih tinggi dan dihormati orang lain. Namun
justru sebaliknya, sikap sombong menghidangkan rasa simpati dan dijauhi dalam
pergaulan.
B. Taat
B. Taat
Taat
adalah sifat atau laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah terutama
perintah yang didasarkan atas perintah Allah SWT serta Rasulullah SAW serta
menjaga harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya. Baik di
hadapan Allah maupun sesama manusia. Orang memiliki sifat taat tidak akan
dipandang nista di hadapan Allah dan juga dalam pergaulan di masyarakat.
C. Qana'ah
C. Qana'ah
Qana'ah
adalah rela menerima apa adanya. Rela menerima apa adanya dalam hal ini, adalah
menerima atas hasil usaha. Jika seseorang sudah berusaha dengan sebaik-baiknya,
namun hasilnya belum sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dengan rela hati
ia menerima hasil tersebut dengan syukur
dan lapang dada atau bersabar dan bermanfaat.
D.Sabar
1.pengertian sabar
Sabar artinya
tahan terhadap setiap penderitaan atau sesuatu yang tidak disenangi dengan
sikap ridha dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT Ada juga yang
mengartikan sabar adalah keteguhan hati dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
bahaya.. Kata sabar memang kedengarannya sangat sederhana, akan tetapi pada
prakteknya tidak semua orang mampu melakukannya, dan sudah tidak menjadi
rahasia lagi di lingkungan kita banyak orang sering kehilangan kesabaran.
2.Macam-macam
Sabar
Secara
garis besar Sabar itu dikelompokan menjadi dua yaitu :
a.
Jasmani, seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah.
b.
Rohani, ialah sabar menahan hawa nafsu dan keinginan tabi'at manusiawi dan
ajakan hawa nafsu. Misalnya :
1. Sabar
menahan syahwat (nafsu) perut dan kemaluan namanya "iffah" (perwira)
2. Tahan
menerima musibah dan penderitaan, nama istilahnya adalah "sabar"
(tabah).
3. Sabar
menahan diri dari hidup berlebih-lebihan, namanya “Zuhud" (sederhana).
4. Sabar
menahan diri ketika mendapat kekayaan yaitu Dhabtum nafsi.
5. Sabar
menerima bagian atau pemberian yang sedikit, dikenal denyan istilah
"Qona'ah" (rela dengan yang telah ada).
6. Sabar
dalam menghadapi peperangan yaitu : "syaja'ah" (berani).
7. Sabar
dalam menahan amarah, disebut : "hilmi" (lapang dada).
Sabar
pada Kenyataannya dapat Dikelompokan Menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Sabar atau menahan diri dari
segala perbuatan jahat (maksiat) Sabar
merupakan dandasan yang kokoh untuk mewujudkan apa saja yang kita inginkan.
Sabar di sini termasuk di dalamnya menghindarkan diri dari perbuatan maksiat
yang dapat menjerumuskan. Karena kita sudah mengetahui bahwa perbuatan maksiat
itu perbuatan yang termasuk pembangkangan yaitu suatu perbuatan jahat yang
menurut hawa nafsu syaithaniyah juga suatu perbuatan yang bisa menjerumuskan
diri sendiri maupun orang lain sehingga mengakibatkan orang lain yang dirugikan.
2. Sabar
dalam Melakukan Ibadah Sabar
dalam melaksanakan agama Allah, baik dalam menjalankan perintah-Nya, maupun
menjauhi larangan-Nya. Sabar digini merupakan sikap menahan diri dari berbagai
kesulitan dan rasa berat dalam menjalankan ibadah.
Dalam ibadah tidak hanya dituntut memenuhi syarat dan rukunnya secara lengkap, tapi harus dilakukan secara khusuk dan penyerahan diri secara total.
Dalam ibadah tidak hanya dituntut memenuhi syarat dan rukunnya secara lengkap, tapi harus dilakukan secara khusuk dan penyerahan diri secara total.
3.
Sabar Menahan Marah Sabar menahan amarah
artinya tidak mudah emosi, berarti mampu dan sanggup mengendalikan emosi. Sabar
menahan marah harus dilatih. Orang yang mampu menahan amarah adalah
termasuk ciri-ciri orang yang bertaqwa. Dan termasuk golongan orang yang kuat. Contoh
Konkret Sabar adalah Seorang Petani yang menunggu panen padi. Sebelum ia dapat
memanen padinya, dengan tekun ia menjaga dan memelihara tanamannya. Sebelum
padi menguning, ia senantiasa dengan teratur mengairi, memberi pupuk, dan
menyiangi tanamannya. Dia juga selalu menghadapi gangguan-gangguan yang menimpa
padinya seperti diserang hama,
Semua itu ia hadapi dengan tabah dan rela, walaupun pada akhirnya panennya
mengalami kegagalan.
Hikmah
Sabar :
1. Manusia akan memperoleh kesuksesan dalam meraih
cita-cita.
2. Dapat mendorong manusia untuk menunaikan kewajiban
beribadah kepada Allah SWT.
3. Dapat mengendalikan diri untuk tidak berbuat
maksiat kepada Allah SWT
4. Manusia akan selalu teguh menerima cobaan yang
manimpanya
E.Istiqomah
Dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah adalah kata “taat asas”,
yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu keyakinan oleh sebab itulah orang
yang istiqomah dikatakan juga sebagai orang yang taat asas. .
F. Tasammuh
Dalam bahasa
Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan dengan tenggang rasa, lapang dada atau
toleransi. Oleh karena itu orang yang bersifat tasammuh berarti memiliki
kelapangan dada, menghormati orang yang berpendapat atau berpendirian lain,
tidak mau mengganggu kebebasan berfikir dan orang berkeyakinan lain.
G.Ikhtiar
(Kerja Keras)
Untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, manusia dituntut untuk berjuang
baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok (kolektif). Tuntutan
tersebut berdasarkan fitrah (naluri) kemanusiaan yang tumbuh karena adanya
hidayah dari Allah sesuai asas penciptaan-Nya.
H. Berdoa
Yaitu memohon kepada
Allah, agar segala yang telah kita lakukan ada dalam ridha Allah SWT dan diqobulkan oleh Allah
SWT.
B.
Hubungan
Antara Islam, Iman dan Ihsan
Adapun kaitan antara ketiga hal tersebut yaitu Iman
berkaitan dengan aqidah, Islam berkaitan dengan syariah, dan Ihsan berkaitan
dengan khuluqiyah. Dari ketiga hal diatas maka dalam perkembangan ilmu
keislaman, ilmu terkelompok menjadi aqidah, fikih, dan akhlaq.
sebuah hadist yang terkenal, ketiga istilah itu
memberikan umat ide tentang rukun iman, rukun islam dan penghayatan terhadap
Tuhan yang maha hadir dalam hidup.
Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa
islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dri
pengertian tersebut memiliki arti masing-masing istilah terkait satu dengan
yang lain. Bahkan tumpang tindih sehingga satu dari ketiga istilah tersebut
mengandung makna dua istilah yang lainnya. Dari pengertian inilah kita mengerti
bahwa islam, iman dan ihsan adalah trilogy ajaran Ilahi.
D. Berakhlak karimah terhadap diri sendiri dan
orang lain
1.Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah
sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani.
Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri
kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa. Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa
bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita melakukan hal-hal yang bisa membuat
tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak bergadang, sehingga daya tahan
tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-paru kita rusak,
mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan jantung
dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap
tubuh kita.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut
untuk mengenali berbagai macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang
tadinya merupakan tempat kebaikan dan keimanan menjadi tempat keburukan dan
kekufuran. Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati
adalah iri dengki dan munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati
tersebut.diantara penyakit hati tersebut, yaitu :
a.
Dengki. Orang pendeki adalah orang yang
paling rugi. Ia tidak mendapatkan apapun dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala
kebaikan yang dimilikinya akan terhapus. Islam tidak membenarkan kedengkian.
Rasulullah bersabda: "Abu
Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, "hati-hatilah
pada kedengkian kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang
melahap minyak." (H.R. Abu Dawud)”
b. Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang
berpura-pura atau ingkar. Apa yang mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang
ada di hati dan tindakannya. Adapun tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini
dijelaskan dalam hadits, yaitu:
“ Dari
Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: " tanda-tanda orang munafiq ada
tiga, jika ia berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika
diberi amanat ia berkhianat." (H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan
an-Nisa'i) ”
2.Akhlak terhadap Sesama/ orang lain
Setelah mencermati kondisi realitas
social tentunya tidak terlepas berbicara masalah kehidupan.Masalah dan tujuan
hidup adalah mempertahankan hidup untuk kehidupan selanjutnya dan jalan
mempertahankan hidup hanya dengan mengatasi masalah hidup.Kehidupan sendiri
tidak pernah membatasi hak ataupun kemerdekaan seseorang untuk bebas
berekspresi,berkarya.Kehidupan adalah saling berketergantungan antara sesama
makhluk dan dalam kehidupan pula kita tidak terlepas dari aturan-aturan hidup
baik bersumber dari norma kesepakatan ataupun norma-norma agama,karena dengan
norma hidup kita akan jauh lebih mewmahami apa itu akhlak dalam hal ini adalah
akhlak antara sesama manusia dan makhluk lainnya.
Dalam
aklak terhadap sesama dibedakan mnjadi dua macam
:
A.
Akhlak kepada sesama muslim.
Sebagai umat pengikut Rasullulah
tentunya jejak langkah beliau merupakan guru besar umat Islam yang harus
diketahui dan patut ditiru,karena kata rasululah yang di nukilkan dalam sebuah
hadist yang artinya “sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”.Yang dimaksud akhlak yang mulia adalah akhlak yang terbentuk dari hati
manusia yang mempunyai nilai ibadah setelah menerima rangsangan dari keadaan
social.Karena kondisi realitas social yang membentuk hadirnya karakter
seseorang untuk menggapai sebuah keadaan.Contohnya:ketika kita ingin di hargai
oleh orang lain,maka kewajiban kita juga harus menghargai orang
lain,menghormati orang yang lebih tua,menyayangi yang lebih muda,menyantuni
yang fakir karena hal itu merupakan cirri-ciri akhlak yang baik dan
terpuji.Contoh lain yang merupakan akhlak terpuji antar sesame muslim adalah
menjaga lisan dalam perkataan agar tidak membuat orang lain disekitar kita
tersinggung bahkan lebih menyakitkan lagi ketika kita berbicara hanya dengan
melalui bisikan halus ditalinga teman dihadapan teman-teman yang lain,karena
itu merupakan etika yang tidak sopan bahkan diharamkan dalam islam.
B.
Akhlak kepada sesama non muslim
Akhlak antara sesama non
muslim,inipun diajarkan dalam agama karena siapapun mereka,mereka adalah
makhluk Tuhan yang punya prinsip hidup dengan nilai-nilai kemanusiaan.Namun
sayangnya terkadang kita salah menafsirkan bahkan memvonis siapa serta
keberadaan mereka ini adalah kesalahan yang harus dirubah mumpung ada waktu untuk
perubahan diri.Karena hal ini tidak terlepas dari etika social sebagai makhluk
yang hidup social.Berbicara masalah keyakinan adalah persoalan nurani yang
mempunyai asasi kemerdekaan yang tidak bias dicampur adukkan hak asasi kita
dengan hak merdeka orang lain,apalagi masalah keyakinan yang terpenting adalah
kita lebih jauh memaknai kehidupan social karena dalam kehidupan ada namanya
etika social.Berbicara masalah etika social adalah tidak terlepas dari karakter
kita dalam pergaulan hidup,berkarya hidup dan lain-lain.Contohnya bagaimana
kita menghargai apa yang menjadi keyakinan mereka,ketika upacara keagamaan
sedang berlangsung ,mereka hidup dalam minoritas sekalipun.Memberi bantuan bila
mereka terkena musibah atau lagi membutuhkan karena hal ini akhlak yang baik
dalam kehidupan non muslim.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Akhlak adalah suatu keadaan yang
melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika hal
tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pertimbangan akan
dan syar’i maka disebut akhlak yang baik. Sedangkan sebaliknya jika yang timbul
adalah kemungkaran maka disebut akhlak yang buruk.
Kata akhlak
merupakan bentuk jamak dari kata Al-Khulq yang artinya :
1. Tabiat
atau budi pekerti
2. Kebiasaan
atau adat
3.
Keperwiraan
Macam-macam akhlak yaitu :
a. Tawadhu (rendah hati)
b. Taat
(sifat atau tingkah laku yang mampu untuk menjalankan semua perintah terutama
perintah yang didasarkan ataa perintah Allah SWT serta Rasulullah SAW serta
menjaga harga diri, nama baik, serta kredibilitas bagi pelakunya).
c. Qana’ah
(rela menerima apa adanya atas hasil usahanya sendiri)
d. Sabar
(menahan diri dalam menanggung suatu menderitaan atau cobaan, baik dalam
menemukan sesuatu yang tidak diingini atau dalam bentuk kehilangan suatu yang
tidak diingini atau dalam bentuk kehilangan sesuatu yang disenangi.
Setiap pemeluk islam mengetahui dengan pasti bahwa
islam tidak absah tanpa iman, dan iman tidak sempurna tanpa ihsan. Dri
pengertian tersebut memiliki arti masing-masing istilah terkait satu dengan
yang lain.
B. SARAN
Dari uraian
di atas maka alangkah mulianya kita sebagai umat islam untuk menerapkan
akhlak-akhlak yang mulia dan meninggalkan perbuatan yang tercela yang bertujuan
untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri 2006. Pendidikan Agama Islam.
Jakarta : Erlangga. Aziz, Saefudin dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Sekawan.
Comments