keindahan sore
Di suatu sore yang agak gelap menghiasi langit tanpa matahari sore kaerna cuaca yang tik dak mendukung, kegelisahan di dalam ruangan yang kesana kemari dihiasi dengan pemandangan yang dangkal akan peluasan penglihatan baik segi lahiriah maupun batiniah. Sore itu kulangkahkan kaki ku bersama seorang kawan dan senior yang selalu memberikan pandangan dalam jalannya prosesku, kamipun melangkahkan kaki mencari suasana dimana banyak penglihatan dan peluasan pemikiran disebuah cafe di sekitar tempat kami Tinggal.
Selang beberapa menit kemudian kamipun sampai di cafe tersebut dan memesan minuman caffucino oreo dan jus alpukat. Sambil menikmati minuman kamipun berbincang terkait isu-isu yang dewasa ini bergejolak baik ditataran internasional, nasional maupun regional. Luasnya diskusi tersebut sayapun bertanya terhadap senior tersebut,” kanda kenapa dinegri yang katanya keadilan bagi seluruh rakyat indonesia ini masih banyak terjadi ketimpangan ?”.
Dia tertegun memandangi kendaraan yang lalu lalang Lalu mengangkat tangan Sambil bersuara “IDEALISME”. Kami terdiam dan bertanya-tanya di dalam hati.apakah maksud gerangan itu bersuara sambil mengangkat tangan dengan teriakan “ IDEALISME” dengan nada tegas.
Salah satu dari kami bertanya “kanda ! Kenapa kanda bisa berbicara seperti itu ?”. Senior itupun menjawab “ banyaknya ketimpalan yang terjadi dinegri ini karena banyaknya idealisme tergadaikan dengan materi dan idealisme dikalahkan oleh materi. Ketika ada insan yang benar-benar menegak keadilan dan kokoh dengan jiwa idealisme nya maka akan dimatikan baik itu karir maupun karakternya dengan berbagai seni olah yang elit” ujar senior tersebut.
Ambil peran sutradara-sutradara politik dikalangan elit-elit politik bangsa ini. Diolah seni perfilman sedemikian rupa elok dan mulusnya film tersebut.
Banyak sekali akting-akting pemainnya yang disensor karena tidak memenuhi mutu dan kualitas dunia industri entertaiment elit-elit politik. Ketika proses syuting dilakukan banyak adegan-adegan yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan dunia entertaiment maka akan di edit sedemikian rupa seni olahnya sehingga adegan tersebut bisa ditayangkan di layar lebar maupun public lainnya,karena hal seandainya tidak diedit adegan yang tidak memenuhi syara uji lolos tampil maka akan berdampak fatal dan bisa mengubah alur naskah skenario.
Adegan-adegan yangg terjadi dibelakang layar itu minim sekali bahkan jarang sekali diungkap ke public. Bahkan sutradara-sutradara pun jarang yang popularitas nya melambung tinggi, hanya aktor-aktornya saja yang dimunculkan ke public yang disesuaikan dengan peran masing-masing baik itu peran utama maupun peran pembantu. Pada hal film itu dapat diselesaikan dan tampil dilayar lebar, kaca maupun publid lainnya dikarenakan ikut andil sekelompok tim yang terkadang banyak tidak diketahui public. Pada hakikatnya terkadang diawal ataupun diakhir dari film tersebut dituliskan tim yang memproduksi film tersebut namun public banyak yang lengah dan tidak peduli dengan hal tersebut.
Kenapa bisa membahas dunia entartaiment, hehehe
Kembali ke cerita diatas, Waktu pun berlalu dan gema adzan magrib dikumandangkan. Kamipun menutup diskusi dan beranjak pergi setelah membayar minuman yang telah di pesan. Diskusi sore itu ditutup dengan kata yang dilontarkan senior tersebut. “kita tidak akan bisa melawan penguasa, kita tidak akan bisa melawan orang kaya, kita tidak bisa melawan premanisme. Penguasa dilawan penguasa, orang kaya dilawan orang kaya, premanisme dilawan premanisme”.
Kamipun berjalan melintasi pinggiran jalan sebagai pejalan kaki sore menunggu indahnya matahari sore hingga sampai di tempat kami tinggal. Didalam perjalanan ternyata cuaca yang tadinya tidak memunculkan keindahan sore. Namun ditengah perjalanan pulang kami menemukan keindahan sore itu.
Comments